Saat saya masih di bangku sekolah sedari SD sampai dengan SMU, rasa-rasanya pelajaran PPKN (atau sebelumnya disebut PMP) selalu diajarkan dan menjadi salah satu pelajaran wajib. Begitu pula saat kuliah, ada pelajaran Character Building yang kurang lebih sama dengan PPKN. Hal-hal sederhana yang saya ingat dari pelajaran-pelajaran tersebut adalah mengenai toleransi, hormat-menghormati, peduli pada sesama, tenggang rasa, atau sejenisnya. Sungguh pelajaran yang bagus sehingga seharusnya sesama manusia bisa mempraktekkannya. Hmm…”seharusnya”. Jika melihat kenyataan yang benar-benar terjadi di kehidupan sehari-hari, khususnya akhir-akhir ini, saya jadi mempertanyakan kembali arti pelajaran-pelajaran tersebut.
Ketika ada kendaraan baik motor maupun mobil yang parkir seenaknya di pinggir jalan tanpa benar-benar menepikannya sehingga membuat kesusahan kendaraan lain yang mau lewat bahkan menimbulkan kemacetan…
Ketika seseorang seenaknya menyerobot antrian kasir di pusat perbelanjaan padahal yang sudah rajin mengantri sangatlah panjang…
Ketika ada acara hajatan tertentu yang melibatkan nyanyian, musik dan sound-system dengan suara yang sangat keras diputar dari sejak jam 6 pagi sampai dengan jam 12 tengah malam pun belum berhenti padahal tetangga-tetangganya butuh waktu istirahat karena kecapean bekerja ataupun sedang sakit…
Ketika seseorang menyalakan rokoknya di dalam ruangan padahal di dekatnya sedang duduk seorang ibu hamil…
Ketika tidak ada yang berniat memberikan tempat duduknya di kereta ataupun busway bagi orang-orang yang lebih membutuhkan…
Dan masih banyak ketika lainnya…
Saya sendiri tidak tau apakah pelajaran-pelajaran yang saya sebutkan di atas itu masih menjadi salah satu mata pelajaran yang diwajibkan di sekolah atau tidak, setidaknya saya berharap anak-anak akan mendapatkan pendidikan semacam itu di keluarganya, dimulai dari diri sendiri, semoga!
@valentcindy
“if you can’t change the world, starts from yourself”