Apa yang mungkin akan kalian rasakan ketika anakmu diberikan diagnosa : “AUTISM SPECTRUM DISORDER”?
Kalau aku, aku cuma bisa bertanya, “Jadi ini aku harus sedih ga? Apa gimana?” Dan air mata itu jatuh menetes satu per satu tanpa bisa aku tahan.
Iya, itulah kenyataan yang perlu aku dan suamiku terima saat ini. Kalau kalian pernah baca sharing-ku belakangan ini, Gavin terapi, Gavin terapi, tapi aku belum pernah sempat cerita dia tuh terapi apa. Dan awalnya memang aku pikir ini hanya sekedar berhubungan dengan problem Sensory-nya Gavin, atau mungkin orang lebih kenal dengan istilah Sensory Processing Disorder (SPD).
Setelah 3 bulan terapi, aku dan suami dikasih review oleh Psikolog-nya Gavin di hari Sabtu yang lalu. Dan turned out, kondisi dia bukan hanya sekedar SPD, namun lebih tepatnya Autism Spectrum Disorder (ASD) di tahap ringan. Aku sampai bertanya pada Psikolognya karena istilah ini jelas baru bagiku. “Ini sama dengan Autism yang kita tau selama ini kah?”IYA, sama. Hanya memang saat ini istilahnya telah berubah menjadi ASD dengan spektrum yang lebih luas.
Yang kurasakan saat itu? Shock, speechless, ga tau mesti mikir apa, bilang apa, gimana, udah kayak masuk dalam Freeze Mode. Dan psikolognya mengingatkan, gapapa kalau kami merasa sedih, kecewa, marah, dll, tapi ingat untuk segera bisa menerima dan berpikir, “What’s next?”
Sebenarnya, kalau kalian pernah dengar tentang 5 stages of Grief : Denial-Anger-Bargaining-Depression-Acceptance, aku udah ga bisa lagi merasakan keempat perasaan di depan itu sih. 2 minggu belakangan ini memang energiku drained banget karena berbagai hal. Nangis entah udah berapa kali. Jadi pas kemarin itu, nangis yah cuma pas dikasih tau diagnosanya, dan waktu Gavin pulang, aku peluk dia lama. That’s it.
Aku hanya tau bahwa aku sudah ga ada waktu untuk denial, marah, menyalahkan dan lain sebagainya, meskipun jauh di dasar hatiku ada perasaan menyalahkan diri sendiri. Tapi aku tau bahwa perlu segera masuk ke tahap Acceptance, menerima, karena sekarang itu yang anakku butuhkan. What’s next, selanjutnya apa, supaya kami sebagai orangtua bisa support dia dan mempersiapkan dia untuk “menghadapi dunia” kelak.
Cerita ini masih panjang, perjalanan ini masih sangat panjang, tapi aku mau percaya, ini adalah Gift dari Tuhan. Entah apa rencana Dia, tapi mungkin dia telah mempersiapkan banyak hal indah buat Gavin ke depannya nanti. Dan sejak awal lahir Gavin ke dunia, aku tau bahwa dia anak yang special, hanya memang ga menyangka sungguh se-special ini. But I know, All is Well, whatever He has put me in, He has a plan 🙂
@valentcindy