Hari Kamis, 26 April 2018 yang lalu, saya menghadiri acara Experts Talk yang diselenggarakan oleh Cordlife Indonesia dalam rangka memperingati Cordlife’s 17 Years of Quality. Acara tersebut bertempat di Doubletree by Hilton Hotel dan mengangkat tema Baby’s Umbilical Cord : Enhancing Quality of Life. Sudah sejak saat saya hamil dulu, saya sering mendengar tentang Cordlife Indonesia sebagai bank darah tali pusat, serta sering sekali mendapatkan selebaran tentang penyimpanan darah tali pusat ini, namun jujur saya tidak terlalu memperhatikannya. Teman dekat saya sendiri yang juga hamil pada saat yang sama bahkan mengajak saya untuk mengikuti program dari Cordlife ini, namun karena saya memang belum mengerti pentingnya hal ini, saya pun tidak menggubrisnya.
Karenanya, saat diundang hadir dalam acara ini, saya sangat antusias untuk mengetahui lebih jauh tentang penyimpanan darah tali pusat ini. Beberapa pakar yang hadir dalam acara ini yaitu Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA (Pediatrician at Dharmais Cancer Hospital), Dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG (Obsgyn at Siloam MRCCC Hospital), Indra Bachtiar, Phd (Stem Cell Scientist at Regenic) dan Dr. Meriana Virtin (Medical Advisor PT Cordlife Persada). Semua ulasan dari para pakar ini sungguh membuat saya mengerti akan pentingnya penyimpanan darah dan tali pusat bayi sebagai sumber stem cell / sel punca.
Apa itu Stem Cell?
Stem cell sendiri merupakan kandungan yang ada dalam setetes darah, suatu sel yang belum berbentuk. Stem cell ini kini digunakan dalam terapi penyembuhan berbagai penyakit seperti Leukimia, Thalassemia, Cerebral Palsy, Trauma Medula Spinalis, Diabetes Mellitus maupun Osteoarthritis. Cara penggunaannya yaitu dengan transplantasi stem cell yang sumbernya dapat berasal dari sumsum tulang, lemak ataupun tali pusat. Tidak hanya untuk penyembuhan penyakit saja, transplantasi stem cell pun sudah digunakan untuk rejuvenation atau anti-aging.
Proses transplantasi stem cell sendiri tidak semenakutkan yang kita bayangkan. Caranya seperti proses transfusi darah ataupun infus. Stem cell bekerja mencari peradangan (inflamasi) yang terjadi dan memperbaikinya. Di Indonesia, transplantasi stem cell ini sudah mulai berkembang, meskipun belum menjadi suatu bentuk pelayanan yang umum di RS. Sejauh ini, belum ditemukan efek samping akibat penggunaan stem cell ini.
Yang cukup umum dilakukan yaitu transplantasi stem cell dari sumsum tulang. Namun transplantasi jenis ini memiliki tingkat kesulitan antara lain :
- Untuk melakukan transplantasi stem cell dari sumsum tulang, spesifikasi pendonor harus cocok 100% dengan si pasien untuk meminimalisasi reaksi penolakan yang terjadi dari tubuh si pasien. Masalahnya adalah bahwa penduduk Indonesia terdiri dari berbagai ragam etnis, suku dan ras, dimana perkawinan campur antar suku dan etnis pun sering terjadi. Hal ini menyebabkan sulitnya untuk mencari donor yang 100% cocok, bahkan dalam satu keluarga sekalipun, belum lagi jika ditambah ketidaksiapan si pendonor untuk mendonorkan sumsum tulangnya karena prosesnya tidaklah sederhana.
- Setiap orang yang berniat untuk mendonorkan sumsum tulangnya perlu menjalani tes untuk menentukan kecocokan dengan si pasien terlebih dahulu, dimana biaya tes ini saja sudah sangat mahal yaitu sekitar 5-7 juta per orang.
- Biaya transplantasi yang sangat mahal yaitu sekitar 800 juta, mulai dari persiapan sampai dengan proses selesai dilakukan.
Transplantasi Stem Cell Tali Pusat
Dikarenakan beberapa kesulitan yang dihadapi dari transplantasi stem cell sumsum tulang, maka kemudian transplantasi stem cell yang diambil dari tali pusat bayi kini banyak dilakukan. Dari penelitian disebutkan bahwa di antara sumber stem cell yang ada, sumber yang berasal dari tali pusat justru adalah yang terbaik. Mengapa? Karena baik darah dan tali pusat itu sendiri benar-benar fresh saat diambil. Proses pengambilan ini dilakukan segera setelah seorang Ibu melahirkan bayinya, baik dengan cara spontan maupun caesar. Transplantasi stem cell dari tali pusat memiliki beberapa kelebihan yaitu :
- Spesifikasi si pendonor dan pasien tidak harus cocok 100% sehingga lebih memudahkan dalam proses pencarian donor.
- Seperti yang sudah diutarakan di atas, proses pengambilan stem cell tali pusat ini dilakukan saat Ibu melahirkan sehingga jauh lebih sederhana daripada proses pengambilan stem cell lainnya.
- Reaksi penolakan dari tubuh si pasien terhadap transplantasi stem cell tali pusat tidak sebesar persentase penolakan dari transplantasi stem cell yang lain.
Bagaimana menyimpan darah & tali pusatnya sebagai sumber stem cell?
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana cara menyimpan darah dan tali pusat bayi sebagai sumber stem cell yang sangat berharga dan ajaib ini? PT Cordlife Persada atau yang lebih dikenal dengan Cordlife Indonesia berdiri di Indonesia sejak tahun 2001 untuk memfasilitasi hal ini. Cordlife Indonesia merupakan bank darah dan tali pusat pertama dan terbesar yang ada di Indonesia. Tidak seperti kebanyakan tradisi masyarakat Indonesia yang menyimpan tali pusat bayinya yang sudah puput di rumah, tali pusat bayi yang akan digunakan sebagai sumber stem cell harus disimpan di dalam ruangan yang sangat steril di dalam tangki kriogenik dengan suhu -150 derajat Celcius serta dijaga agar tetap beku dengan menggunakan nitrogen cair. Semua ini dilakukan oleh Cordlife Indonesia dengan komitmen yang tinggi terhadap para orangtua yang telah menitipkan darah dan tali pusat bayinya kepada mereka.
Di Cordlife Indonesia, tali pusat disimpan dalam 4 vial (ukuran penyimpanannya) dan pada saat diperlukan, dari 1 vial ini bisa dikembangkan menjadi 13 miliar sel sehingga tidak hanya bisa digunakan oleh si pasien sendiri saja, namun bisa sekaligus digunakan untuk seluruh anggota keluarga yang membutuhkan. Sungguh, darah dan tali pusat bayi adalah sumber stem cell yang ajaib!
Paket Penyimpanan Darah & Tali Pusat di Cordlife Indonesia
Cordlife Indonesia memiliki beberapa jenis paket penyimpanan darah dan tali pusat. Bank darah dan tali pusat ini dapat menyimpannya hingga 21 tahun dimana nantinya dapat dilakukan balik nama kepemilikan dari orangtua ke anak. Biaya penyimpanan darah tali pusat di Cordlife Indonesia senilai Rp 1.650.000.-/tahun atau setara dengan harga 3 cangkir kopi, biaya kuota internet dan 2x rutin nonton bioskop dalam 1 bulan. Di Cordlife Indonesia, darah dan tali pusat yang disimpan hanya dapat digunakan oleh keluarga sendiri, ini menjadikan mereka sebagai bank darah tali pusat yang bersifat private.
Mengutip pernyataan dari Dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG. yang juga merupakan salah satu orangtua Cordlife, penting sekali bagi kita untuk mencari bank darah tali pusat yang aman dan terpercaya. Layaknya kita menabungkan uang di bank, pastinya kita akan mencari bank pemerintah ataupun bank swasta yang reputasinya baik dan kredibel, jangan sampai uang yang kita tabungkan tidak berkembang bahkan hilang akibat bank tersebut collapse misalnya. Apalagi jika kita ingin menyimpan darah dan tali pusat bayi kita yang sangat berharga. Jika uang tersebut hilang, kita masih bisa mendapatkannya kembali. Namun darah dan tali pusat bayi hanya ada satu-satunya dan tidak dapat tergantikan, makanya pastikan bahwa bank darah tali pusat yang kita pilih adalah yang terbaik. Karenanya, beliau sendiri memilih untuk menyimpan darah dan tali pusat anaknya di Cordlife Indonesia.
Setelah mengikuti acara ini, selain mendapatkan banyak sekali tambahan ilmu, pikiran saya pun jadi terbuka akan manfaat penyimpanan darah dan tali pusat bayi yang ternyata sungguh ajaib. Jika saat ini Anda sedang hamil, Mom-to-be ataupun Moms yang sedang hamil anak kedua, pertimbangkanlah untuk menyimpan darah dan tali pusat bayi Anda di Cordlife Indonesia, paling tidak 1 kali saja dari bayi Anda. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin mengalami suatu penyakit, apapun jenisnya, tapi seandainya dibutuhkan, dari 1 buah tali pusat yang disimpan ini dapat menyelamatkan seluruh anggota keluarga Anda nantinya.
Untuk keterangan lebih jelas mengenai penyimpanan darah dan tali pusat di Cordlife Indonesia, Mom-to-be dan Moms dapat mengunduh (download) informasinya disini :
@valentcindy
“I never knew the magical of giving birth until I understand the magical of my baby’s umbilical cord”