Kita semua pasti sering mendengar kata Self-Love, namun ternyata tidak semua dari kita tahu apa sebenarnya arti self-love tersebut, termasuk saya. Selama ini kita menganggap self-love hanya sebatas pada mencintai diri sendiri dan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Padahal ternyata self-love perlu mempunyai rasa sayang terhadap diri sendiri dan kemudian mau membuat keputusan serta melakukan usaha yang terbaik bagi diri sendiri, termasuk terhadap tubuh kita sendiri. Pemahaman inilah yang saya dapatkan ketika menghadiri acara launching dan bedah buku “In A Relationship with My Body” pada hari Jumat, 3 Mei 2019 yang lalu. Buku ini ditulis oleh tim psikolog dari LightHOUSE Indonesia yaitu :
- Tara de Thouars, BA. Psi.
- Naomi Tobing, M.Psi., Psi.
- Anindita Citra, M.Psi., Psi.
Acara yang bertempat di Kopi Kalyan, Jakarta Selatan ini juga dihadiri oleh Rahne Putri sebagai narasumber, para blogger dan influencer serta rekan media. Selain acara launching dan bedah buku, para peserta acara juga dapat mencoba beberapa fasilitas yang disediakan oleh LightHOUSE Indonesia seperti Behaviour Change Corner, Stress Thermometer, Self-Love Mirror dan BMI Check, dimana semuanya ini memang merupakan fasilitas yang termasuk dalam Personalized Program dari LightHOUSE Indonesia. Saya sendiri juga melakukan BMI (Body Mass Index) Check dan cukup happy dengan hasilnya meskipun ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki tentunya 🙂
Bedah Buku “In A Relationship with My Body”
Acara peluncuran dan bedah buku “In A Relationship with My Body” ini dibuka dengan perkenalan dari ketiga psikolog LightHOUSE Indonesia sekaligus sebagai penulis buku tersebut. Sebagai tim psikolog LightHOUSE Indonesia yang kerap menangani berbagai pasien, para psikolog ini melihat bahwa seringkali seseorang memutuskan untuk diet namun berakhir dengan kegagalan. Setiap orang tentunya ingin tampil cantik atau ganteng (good looking), namun bukan karena mereka ingin memperbaiki kualitas diri melainkan karena ingin memenuhi standar sosial yang ada di masyarakat. Tanpa disadari, keinginan orang untuk memenuhi standar tersebut malah akhirnya membuat dirinya mengalami konflik makan yang berkepanjangan. Konflik makan ini menjadikan diet pada akhirnya selalu gagal (yoyo diet), membuat berat badan semakin melambung tinggi (obesitas) atau malah mengalami gangguan makan seperti anorexia, bulimia, ataupun binge eating.
Padahal, diet justru harus dimulai dengan perasaan cinta dan penerimaan pada diri kita sendiri. Hal ini dikarenakan
jika kita memulai sesuatu dengan perasaan cinta maka keputusan yang kita buat terhadap diri sendiri, termasuk keputusan makan, akan menjadi keputusan yang paling tepat. Sebaliknya jika kita memulai diet dengan perasaan marah, dendam dan tidak nyaman, maka akan menimbulkan konflik berkepanjangan tentang tubuh dan makan yang akan mengarahkan pada gangguan atau masalah makan seperti yang telah disebutkan di atas.
Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi ditulisnya buku “In A Relationship with My Body” karena para penulis ingin menanamkan pemahaman akan rasa cinta dan penerimaan diri (self-love) yang tepat kepada setiap orang, terutama penerimaan mengenai tubuh kita sendiri.
Tara de Thouars, Naomi Tobing dan Anindita Citra mengemas buku ini dalam bentuk yang berbeda dari buku biasa, yaitu Workbook. Buku ini bertujuan untuk mengenalkan diri kita pada tubuh kita sendiri dan potensi terbaik kita,
menerima diri apa adanya serta mencegah kita semua untuk mengalami gangguan atau masalah makan. Dengan berbentuk workbook dan tidak sekedar teks biasa, diharapkan para pembaca nantinya dapat me-review, merasakan dirinya sendiri, mengenal dirinya dengan lebih baik sehingga tujuan self-love tersebut dapat tercapai.
Dengan adanya buku ini, ketiga penulis berharap dapat menaikkan perasaan cinta terhadap diri sendiri agar dapat mengarahkan para pembaca untuk bisa membuat keputusan yang terbaik untuk diri sendiri. Di dalamnya, buku ini membahas tentang aspek-aspek penting dalam diri sendiri yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi stress dan sumber masalah, belajar untuk menerima diri sendiri serta cara-cara yang sehat dan tepat agar dapat mengatasi gangguan makan.
Di tengah-tengah sesi acara bedah buku ini, para peserta acara juga diajak mengerjakan salah satu materi dalam workbook tersebut. Setelahnya, psikolog Anindita Citra juga mengajak para peserta untuk mempraktekkan Mindful Eating, yaitu cara untuk menikmati makanan yang kita makan, baik yang kita suka ataupun tidak suka, yang favorit ataupun tidak, dengan cara mengaktifkan seluruh indera kita. Tujuan Mindful Eating ini adalah agar setiap orang dapat menikmati setiap makanan yang mereka makan dengan baik dan tepat sehingga dapat membantu mengontrol pola makan orang tersebut.
Di akhir acara, ketiga penulis melakukan penandatanganan buku “In A Relationship with My Body” sebagai simbol bahwa buku tersebut telah resmi diluncurkan. Saat ini buku “In A Relationship with My Body” bisa dibeli di Klinik LightHOUSE Indonesia ataupun melalui kontak Whatsapp +62812-8811500.
Tentang LightHOUSE Indonesia
LightHOUSE Indonesia sebagai lembaga yang mendukung terbitnya buku “In A Relationship with My Body” ini merupakan klinik pionir dalam layanan kontrol berat badan dan kontur tubuh. Klinik ini membantu orang-orang yang berjuang dengan berat badan, pembentukan kontur tubuh dan nafsu makan berlebih, dengan menyediakan program yang mudah diikuti dan perawatan pendukung yang dibuat khusus dan menyentuh akar masalah.
Didirikan sejak tahun 2004 oleh dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, Dipl. AAAM, klinik LightHOUSE kini sudah
menangani lebih dari 45.000 pasien dan menghilangkan lebih dari 50.000 kg berat badan. Di LightHOUSE Indonesia, mereka menggunakan Personalized Program untuk setiap pasiennya karena mereka sadar bahwa untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah setiap orang tidaklah sama. Personalized Program ini dibuat tergantung pada DNA orang tersebut, kepribadian, lingkungan serta cara pandang orang tersebut terhadap tubuh dan makanan. LightHOUSE Indonesia merupakan slimming center pertama di Indonesia yang menggunakan DNA Test dalam penyusunan program bagi pasiennya.
(Baca juga : Kembali Langsing Pasca Melahirkan Bukan Sekedar Impian!)
Kelebihan Klinik LightHOUSE Indonesia yaitu :
- Innovative : menggunakan dan menciptakan metode terkini
- Comprehensive : konsultasi pola makan, pola pikir, terapi, makanan hingga obat
- Medically Supervised : tim Slim Right Expert LightHOUSE Indonesia terdiri dari dokter, ahli gizi, perawat, psikolog, hingga psikiater yang siap membuat program penurunan berat badan pasiennya menjadi lebih mudah dan menyenangkan
- Signature Programs : lightWEIGHT, yang didukung dengan Behavior Therapy by Psikolog, obat racik dengan resep dokter, treatment dengan resep dokter dan DNA Test
- Safe & Effective : keamanan dan efikasi teruji
- Slim Right Experts : klinik LightHOUSE sudah mengantongi sertifikat ISO 9001:2015 serta selalu melakukan training berkala
- Easy to Follow
Saat ini LightHOUSE Indonesia telah memiliki 8 cabang di daerah Jabodetabek yaitu di :
- Kebayoran Baru
- Cilandak
- Thamrin
- Sudirman
- BSD City
- Cibubur
- Pantai Indah Kapuk
- Kelapa Gading
Dalam waktu dekat, LightHOUSE Indonesia juga akan segera membuka 2 klinik baru di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan dan di Surabaya, Jawa Timur.
Selain program penurunan berat badan, LightHOUSE Indonesia juga menyediakan treatment pembentukan tubuh
menggunakan teknologi treatment tanpa jarum dan operasi. Klinik LightHOUSE juga memberikan konsultasi psikologi untuk dapat membantu pasien yang memiliki permasalahan eating behavior melalui program hipnoterapi, relaksasi dan terapi tingkah laku kognitif.
Info lebih lanjut mengenai program dari LightHOUSE Indonesia bisa diakses disini :
Website : https://www.lighthouse-indonesia.com/
Instagram : @lighthouse_indo
Before you have a good relationship with food, you have to have a good relationship with your body.
@valentcindy