Saat anak sudah lancar berkomunikasi 2 arah dengan orang tuanya, terutama ketika memasuki usia 2 tahun dimana mereka memasuki masa kemandirian mereka, masa dimana mereka sadar bahwa mereka adalah individu yang berbeda dengan orang tuanya dan mereka memiliki keinginannya sendiri, biasanya anak-anak mulai bisa meminta atau menuntut, “Mau nonton, mau beli ini, mau main itu, mau makan yang ini,” dan sejenisnya. Kalau tidak dituruti, biasanya mereka akan menangis atau bahkan menjadi tantrum. Lantas kalau sudah begini, apakah semua permintaan anak perlu dituruti?
Saya dan suami sudah sejak lama mengenalkan konsep “Cukup / Tidak / Selesai” kepada Gavin.
Contoh kasusnya :
– Kami sedang berada di Mal dan berjalan melewati area Playground, namun tidak ada rencana bermain di Playground hari itu. Ketika Gavin merengek ingin main di Playground, maka kami akan tegas berkata, “Tidak!”
– Gavin main Zoomoov, perjanjian awalnya adalah 2x putaran. Setelah 2x putaran masih merengek ingin main lagi, kami akan berkata, “Sudah cukup / sudah selesai mainnya.”
Lalu anaknya nangis ga? Yah dulu awal-awalnya menerapkan begini dia nangis sebentar. Tapi setelah diberikan pengertian, tangisnya berhenti. Dan setelahnya, Gavin sudah sangat mengerti ketika kami berkata, “Tidak,” atau “Cukup”.
Dan boleh yah sekali-sekali membanggakan anak sendiri, hahaha, tapi memang bagi saya Gavin termasuk anak yang pengertian. Kalau dia minta kerupuk misalnya, saya bilang, “Gavin cuma boleh makan 5 yah.” Lalu saya kasih satu per satu dia makan sambil saya hitung 1, 2, 3, 4, 5. Setelah 5 pcs yah dia beneran stop dan bisa berkata sendiri, “Sudah mamamnya, Ivi ga boleh mamam lagi.” Atau ketika dia lagi nonton dan saya bilang, “Habis lagu yang ini sudah yah selesai, matiin TV-nya.” Beneran setelah lagu itu selesai yah dia ambil remote TV dan matiin. Jadi ga pakai drama dan ga pakai nangis.
Begitu pula saat Gavin bertemu playground dan ingin main, atau sudah waktunya selesai main, saat dikasih tau “Tidak” atau “Sudah selesai” yah dia pun tidak merengek lagi.
Bagaimana cara mengenalkan konsep “Cukup / Tidak / Selesai” ini? Menurut saya, kuncinya adalah TEGAS dan KONSISTEN, serta bisa membedakan case apa dimana kita bisa bernegosiasi atau flexible, serta case lainnya dimana kita sungguh perlu tegas. Saat kita sebagai orangtua sudah bilang tidak yah tidak, cukup yah cukup. Jadi lama-lama anak juga bisa mengerti mengenai konsep ini.
@valentcindy