Akhirnya Menerima Peranku Sebagai IRT

For the FIRST TIME in my life, ketika ditanya, “Sibuk apa kamu sekarang?” aku bisa menjawab, “Sibuk mengurusi anak2,” tanpa merasa minder tanpa merasa bersalah. WOW!

Jadi ceritanya kemarin ngobrol sama my best friend, trus dia tanya, “Sibuk apa sekarang?” Trus aku jawab seperti yang kalian baca di atas. Tadinya aku ga ngeh akan apa yang aku rasakan saat menjawab itu, cuma memang berasa santai banget pas jawabnya.
Siangan, aku baru ngeh, “Loh kok, aku bisa yah jawab begitu nulis begitu tanpa ada embel2 perasaan minder atau harus keliatan sibuk.”

Yes, itulah sebenarnya yang aku rasakan sebelumnya. Secara omongan, secara perilaku dari kegiatanku sehari2, aku memang “terlihat” menikmati peranku sebagai Stay-at-home Mom atau mungkin biasanya orang bilang “Ibu Rumah Tangga” (meski menurutku setiap Ibu yah IRT toh, tapi ada IRT yang di rumah aja, ada IRT yang bekerja, iya ga sih?).

Dan memang, I do enjoy it. Aku happy kok bisa mengurusi anak2 ku sendiri di rumah, berubah peran 180 derajat dari aku yang dulu suka kerja. Namun, meski aku enjoy di rumah, tapi aku selalu merasa ga produktif, selalu merasa kayaknya aku bisa melakukan lebih, selalu merasa ingin sibuk ini itu juga seperti orang lain, selalu merasa ingin menghasilkan sesuatu. Jadilah aku jualan ini itu, bikin online shop ini itu, ikut bisnis ini itu, hanya agar aku merasa produktif. Yang semuanya selalu bikin aku excited di awal, namun kemudian setelah dijalani, aku tetap merasa “kosong”.

Dan tiap ada yang bertanya, “Kamu sibuk apa?” kayaknya kalau cuma jawab, “Urus anak2,” aku tuh merasa minder, merasa rendah diri, merasa kecil, merasa duh harusnya aku bisa melakukan lebih dengan potensi yang aku miliki. Apalagi temanku pernah bilang, “Kamu tuh punya banyak potensi, Cin.” Hmm, makin-makin lagi deh aku berasa harus berdaya upaya lebih. Jadi dengan sambil kerjain ini itu, aku bisa nambahin, “Urus anak2, sambil kerjain bisnis atau online shop di rumah.” Nah, baru terasa keren deh bagi diriku kalau jawabnya begitu.

Hingga suatu hari di akhir2 tahun 2020, I stumbled on sebuah postingannya Mba @radenprisya yang menuliskan bagaimana ia akhirnya bisa sungguh2 menerima perannya sebagai Ibu Rumah Tangga. Itu membuatku berpikir, apa jangan2 selama ini aku juga belum sungguh2 bisa menerima peranku ini, peran yang benernya ga baru2 amat karena telah kujalani sejak 4 tahun yang lalu. Peran yang membuatku (tadinya) merasa ga produktif karena “hanya” mengurusi anak di rumah. Peran yang membuatku merasa “ga cukup”. Tapi yah habis baca postingan itu ga serta-merta langsung membuatku “fully accept” yah. Aku masih bertanya2 lah, bener ga yah aku masih belum bisa menerima sepenuhnya.

Lalu as you already knew, I’ve started my healing journey early this year. Aku ikut konseling, aku belajar meditasi sebagai bagian dari mindfulness, aku belajar lebih mengenali diriku sendiri, which is semua itu masih belajar sampai hari ini. Aku juga pelan2 take a break dari segala activity bisnis, jualan, apapun itu lah, paling hanya jualan kecil2an itu pun yang iseng sesekali aja. Aku bener2 took moments untuk menikmati peran aku sebagai Stay-at-home Mom yang hanya mengurusi anak2 saja. Dan ternyata, tidak seburuk yang aku bayangkan, malah ternyata aku bisa sangat menikmatinya.

Aku jadi ga merasa dikejar2 deadline, aku merasa jadi hidup lebih tenang, bisa lebih mengendalikan emosi (masih ada marah2 juga kok sesekali, I’m still a human), tidur juga lebih nyenyak tanpa rasa bersalah karena harus cek hp belum reply WA, DM, dll, jadi berasa ada satu beban berat yang selama ini aku pun ga tau aku punya beban itu, terangkat dari pundakku. Bener2 yang kayak aku tuh yah menikmati aja gitu hidup ini, momen2 di rumah bersama anak dan suami. And I feel peace, blessed, grateful, and blessed, and content with my life (emang berasa se-terberkati itu sampe kata “blessed” aku ulang 2x).

Hingga kemarin, di chat itu, ketika aku ditanya, “Sibuk apa sekarang?” Lalu aku jawab, “Sibuk mengurusi anak di rumah, enjoying my healing journey, enjoying life, hahahaha.” Saat jawab itu yah aku hanya jujur aja tentang apa yang aku lakukan saat ini. Baru kemudian siangan aku sadar, “Hey, kok aku bisa jawab begitu tanpa lagi merasa minder, tanpa lagi merasa harus “melebih2kan” supaya terlihat aku juga sibuk dan produktif!” WOW! That was the first time, hahaha. Untuk pertama kalinya aku ga lagi merasa perlu terlihat keren meski hanya di rumah aja mengurusi anak2. Untuk pertama kalinya aku merasa justru dengan stay di rumah mengurusi anak2, AKU KEREN. Hahahaha 😆

That was a big achievement for me. I think now I could really accept my role as a Stay-at-home Mom *peluk2 diri sendiri dulu* Lalu apakah artinya aku memang berhenti disini aja, then ga melakukan apa2 lagi? Yah ngga. I still have some dreams to be chased, masih banyak hal yang ingin aku kerjakan dan lakukan. But I enjoy my journey at this moment. Mengutip kata2nya Mba Prisya @radenprisya, mau kemudian nanti kita jadi apa, entah mau jadi enterpreneur, pekerja kantoran, self-employee, atau memang hanya mengurusi rumah dan anak2 tok, apapun itu, yang pertama adalah sadari dan terima dulu peran kita sebagai Ibu Rumah Tangga. Saat kita sudah menerimanya, maka pintu2 lainnya pun akan dibukakan bagi kita jika memang itu sudah menjadi jalan kita 🙂

Makasih yah Mba @radenprisya atas tulisannya yang membuka mata. Dan terima kasih, Tuhan, karena telah mempertemukan aku dengan tulisannya, juga dengan perjalanan healingku ini. Dan terutama aku juga berterima kasih pada diriku sendiri karena telah mengizinkan diriku untuk lebih mengenal diri sendiri dan untuk berani berproses. “Makasih yah, Cin, you are awesome.”

@valentcindy

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *